Peringatan Tsunami Rusia-Jepang, Apa Crypto Bisa Jadi Alternatif Pembayaran?
Pemerintah Rusia menetapkan status darurat setelah gelombang tsunami menerjang garis pantai. Sementara itu, di Jepang diperintahkan untuk mengungsi setelah gelombang tsunami menghantam sebagian besar wilayah pantai negara tersebut. Dalam keadaan kahar sekalipun, aktivitas ekonomi masyarakat biasanya masih berjalan seperti biasa, namun dengan intensitas yang lebih rendah. Untuk itu, sistem pembayaran harus efisien dan cepat. Ketika China dilanda banjir misalnya, stasiun basis seluler yang dipasang di drone dikerahkan untuk menjaga agar komunikasi tetap berlangsung. Drone-drone tersebut mampu menyediakan layanan komunikasi selama satu hari penuh untuk wilayah seluas lebih dari 50 kilometer persegi. Teknologi ini menjanjikan konektivitas yang luas, sehingga mengurangi risiko gangguan jaringan sistem pembayaran dalam kondisi darurat. Lantas bagaimana dengan Bitcoin? Transaksi Bitcoin bersifat langsung dan dapat diproses cepat. Contohnya, usai gempa Myanmar Maret 2025, donasi Bitcoin via jaringan Lightning berhasil menyalurkan dana secara cepat, meski internet dan listrik tidak stabil. “Crypto menawarkan keuntungan dibandingkan fiat, terutama dalam keadaan darurat. Transaksi pada jaringan blockchain dapat diselesaikan dalam hitungan menit, melewati perantara yang sangat penting ketika waktu menyelamatkan nyawa,” ujar Pakar Blockchain Andy Lian. Meski begitu, aset ini juga memiliki kelemahan. Warga Los Angeles yang melarikan diri dari kebakaran hutan telah kehilangan wallet hardware dan aset digital mereka. Seorang warga berusia 70 tahun yang malang kehilangan tabungan yang ia simpan dalam Bitcoin ketika kunci pribadi yang ia tulis di kertas terbakar. Pembayaran tunai juga tak kalah berisiko karena bisa kehilangan seluruhnya, jika terjadi situasi yang mendesak untuk meninggalkannya.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Peringatan Tsunami Rusia-Jepang, Apa Crypto Bisa Jadi Alternatif Pembayaran?
Pemerintah Rusia menetapkan status darurat setelah gelombang tsunami menerjang garis pantai. Sementara itu, di Jepang diperintahkan untuk mengungsi setelah gelombang tsunami menghantam sebagian besar wilayah pantai negara tersebut.
Dalam keadaan kahar sekalipun, aktivitas ekonomi masyarakat biasanya masih berjalan seperti biasa, namun dengan intensitas yang lebih rendah. Untuk itu, sistem pembayaran harus efisien dan cepat.
Ketika China dilanda banjir misalnya, stasiun basis seluler yang dipasang di drone dikerahkan untuk menjaga agar komunikasi tetap berlangsung. Drone-drone tersebut mampu menyediakan layanan komunikasi selama satu hari penuh untuk wilayah seluas lebih dari 50 kilometer persegi.
Teknologi ini menjanjikan konektivitas yang luas, sehingga mengurangi risiko gangguan jaringan sistem pembayaran dalam kondisi darurat. Lantas bagaimana dengan Bitcoin?
Transaksi Bitcoin bersifat langsung dan dapat diproses cepat. Contohnya, usai gempa Myanmar Maret 2025, donasi Bitcoin via jaringan Lightning berhasil menyalurkan dana secara cepat, meski internet dan listrik tidak stabil.
“Crypto menawarkan keuntungan dibandingkan fiat, terutama dalam keadaan darurat. Transaksi pada jaringan blockchain dapat diselesaikan dalam hitungan menit, melewati perantara yang sangat penting ketika waktu menyelamatkan nyawa,” ujar Pakar Blockchain Andy Lian.
Meski begitu, aset ini juga memiliki kelemahan. Warga Los Angeles yang melarikan diri dari kebakaran hutan telah kehilangan wallet hardware dan aset digital mereka.
Seorang warga berusia 70 tahun yang malang kehilangan tabungan yang ia simpan dalam Bitcoin ketika kunci pribadi yang ia tulis di kertas terbakar. Pembayaran tunai juga tak kalah berisiko karena bisa kehilangan seluruhnya, jika terjadi situasi yang mendesak untuk meninggalkannya.