Baru-baru ini, tiga badan pengatur utama di Uni Emirat Arab bersatu untuk mengeluarkan pernyataan yang membantah rumor tentang pemberian visa emas kepada investor Uang Digital di negara tersebut. Pernyataan ini dikeluarkan bersama oleh Badan Identifikasi, Kewarganegaraan, Bea Cukai, dan Keamanan Pelabuhan Uni Emirat Arab (ICP), Badan Pengatur Efek dan Kinerja (SCA), serta Badan Pengatur Aset Virtual (VARA), yang bertujuan untuk mengklarifikasi informasi tidak benar yang beredar di internet.
Pernyataan menekankan bahwa penerbitan visa emas mengikuti kerangka dan standar persetujuan resmi yang ketat, yang tidak mencakup ketentuan khusus untuk investor Uang Digital. Penjelasan ini secara langsung membantah klaim yang sebelumnya beredar luas mengenai investor Uang Digital yang dapat memperoleh visa emas Uni Emirat Arab.
Perlu dicatat bahwa VARA juga secara khusus menunjukkan bahwa perusahaan TON tidak memperoleh izin atau pengawasan darinya. Pernyataan ini bertentangan dengan informasi yang sebelumnya disebarluaskan. Sebelumnya dilaporkan bahwa TON mengumumkan kerjasama dengan Uni Emirat Arab untuk memberikan visa emas 10 tahun kepada para pemegang sahamnya hanya dengan membayar biaya sekali sebesar 35.000 dolar AS. Program ini diklaim bertujuan untuk menarik individu bernilai tinggi dan investor kripto, melalui staking jangka panjang untuk mendukung jaringan TON, sambil menikmati kemudahan tinggal dan bisnis di Uni Emirat Arab.
Klarifikasi pemerintah UEA ini menunjukkan bahwa meskipun negara tersebut selama ini dianggap memiliki sikap terbuka terhadap teknologi baru dan inovasi keuangan, namun tetap berhati-hati dan teratur dalam hal kebijakan signifikan seperti imigrasi dan insentif investasi. Tindakan ini juga mencerminkan upaya UEA dalam menyeimbangkan menarik investasi asing dengan menjaga stabilitas sistem keuangan.
Bagi para investor cryptocurrency dan perusahaan blockchain, pernyataan ini tentu membawa sedikit kekecewaan. Namun, hal ini juga menyoroti bahwa dalam bidang aset digital yang berkembang pesat, investor dan perusahaan perlu lebih berhati-hati dan memperhatikan informasi yang dirilis melalui saluran resmi, untuk menghindari membuat keputusan yang salah akibat kesalahpahaman atau informasi yang salah.
Meskipun demikian, Uni Emirat Arab tetap menjadi pusat penting untuk pengembangan ekonomi digital dan teknologi finansial di kawasan Timur Tengah. Di masa depan, negara tersebut mungkin akan terus menjelajahi cara yang tepat untuk menarik dan mendukung perusahaan inovatif dan investor, sambil memastikan integritas dan efektivitas kerangka regulasi mereka.
This page may contain third-party content, which is provided for information purposes only (not representations/warranties) and should not be considered as an endorsement of its views by Gate, nor as financial or professional advice. See Disclaimer for details.
8 Suka
Hadiah
8
6
Bagikan
Komentar
0/400
OnchainHolmes
· 22menit yang lalu
Puh, ada proyek lain yang membual dan dipukul muka.
Baru-baru ini, tiga badan pengatur utama di Uni Emirat Arab bersatu untuk mengeluarkan pernyataan yang membantah rumor tentang pemberian visa emas kepada investor Uang Digital di negara tersebut. Pernyataan ini dikeluarkan bersama oleh Badan Identifikasi, Kewarganegaraan, Bea Cukai, dan Keamanan Pelabuhan Uni Emirat Arab (ICP), Badan Pengatur Efek dan Kinerja (SCA), serta Badan Pengatur Aset Virtual (VARA), yang bertujuan untuk mengklarifikasi informasi tidak benar yang beredar di internet.
Pernyataan menekankan bahwa penerbitan visa emas mengikuti kerangka dan standar persetujuan resmi yang ketat, yang tidak mencakup ketentuan khusus untuk investor Uang Digital. Penjelasan ini secara langsung membantah klaim yang sebelumnya beredar luas mengenai investor Uang Digital yang dapat memperoleh visa emas Uni Emirat Arab.
Perlu dicatat bahwa VARA juga secara khusus menunjukkan bahwa perusahaan TON tidak memperoleh izin atau pengawasan darinya. Pernyataan ini bertentangan dengan informasi yang sebelumnya disebarluaskan. Sebelumnya dilaporkan bahwa TON mengumumkan kerjasama dengan Uni Emirat Arab untuk memberikan visa emas 10 tahun kepada para pemegang sahamnya hanya dengan membayar biaya sekali sebesar 35.000 dolar AS. Program ini diklaim bertujuan untuk menarik individu bernilai tinggi dan investor kripto, melalui staking jangka panjang untuk mendukung jaringan TON, sambil menikmati kemudahan tinggal dan bisnis di Uni Emirat Arab.
Klarifikasi pemerintah UEA ini menunjukkan bahwa meskipun negara tersebut selama ini dianggap memiliki sikap terbuka terhadap teknologi baru dan inovasi keuangan, namun tetap berhati-hati dan teratur dalam hal kebijakan signifikan seperti imigrasi dan insentif investasi. Tindakan ini juga mencerminkan upaya UEA dalam menyeimbangkan menarik investasi asing dengan menjaga stabilitas sistem keuangan.
Bagi para investor cryptocurrency dan perusahaan blockchain, pernyataan ini tentu membawa sedikit kekecewaan. Namun, hal ini juga menyoroti bahwa dalam bidang aset digital yang berkembang pesat, investor dan perusahaan perlu lebih berhati-hati dan memperhatikan informasi yang dirilis melalui saluran resmi, untuk menghindari membuat keputusan yang salah akibat kesalahpahaman atau informasi yang salah.
Meskipun demikian, Uni Emirat Arab tetap menjadi pusat penting untuk pengembangan ekonomi digital dan teknologi finansial di kawasan Timur Tengah. Di masa depan, negara tersebut mungkin akan terus menjelajahi cara yang tepat untuk menarik dan mendukung perusahaan inovatif dan investor, sambil memastikan integritas dan efektivitas kerangka regulasi mereka.