{1741252916275620}(BTC) dikenal karena volatilitasnya, dengan periode kenaikan harga tajam yang diikuti oleh koreksi. Jika Anda telah bertanya-tanya, “mengapa Bitcoin naik?”, jawabannya sering terletak pada kombinasi tren pasar, minat institusi, faktor ekonomi, dan dinamika pasokan-deman. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi alasan utama di balik lonjakan harga Bitcoin dan apa yang mendorong nilai jangka panjangnya.
Salah satu penggerak terbesar di balik kenaikan harga Bitcoin adalah adopsi institusional yang semakin berkembang. Institusi keuangan besar, dana lindung nilai, dan perusahaan publik telah mulai menambahkan BTC ke neraca keuangan mereka, melihatnya sebagai aset simpanan nilai yang mirip dengan emas.
• Perusahaan seperti Tesla dan MicroStrategy telah menginvestasikan miliaran dolar dalam Bitcoin.
• Perusahaan keuangan tradisional, seperti BlackRock dan Fidelity, menawarkan produk investasi Bitcoin.
• Persetujuan Bitcoin ETF (Exchange-Traded Funds) memungkinkan lebih banyak investor mendapatkan paparan terhadap BTC tanpa harus memegangnya secara langsung.
Seiring dengan meningkatnya permintaan institusi, harga Bitcoin juga naik, karena pembelian dalam skala besar mengurangi pasokan yang tersedia.
Bitcoin memiliki pasokan tetap sebanyak 21 juta koin, menjadikannya aset langka. Setiap empat tahun, sebuah acara yang disebut Pemotongan Bitcoin mengurangi imbalan yang diterima penambang untuk memvalidasi transaksi, yang secara efektif memotong tingkat masuknya BTC baru ke dalam peredaran.
• Pemotongan terakhir terjadi pada tahun 2020, mengurangi imbalan blok dari 12.5 BTC menjadi 6.25 BTC.
• Pemotongan berikutnya diharapkan terjadi pada tahun 2024, yang lebih membatasi pasokan baru.
Secara historis, acara pemotongan Bitcoin telah menyebabkan peningkatan harga yang signifikan karena pasokan yang lebih rendah dan permintaan yang berkelanjutan.
Bitcoin sering disebut sebagai “emas digital” karena berfungsi sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakstabilan ekonomi. Ketika mata uang fiat tradisional kehilangan nilai akibat inflasi, investor beralih ke aset seperti Bitcoin untuk menjaga kekayaan.
• Pada masa inflasi tinggi, Bitcoin menjadi lebih menarik karena memiliki pasokan tetap (berbeda dengan uang fiat yang dapat dicetak tanpa batas).
• Ketegangan geopolitik dan krisis ekonomi mendorong investor ke aset terdesentralisasi.
• Kebijakan bank sentral, seperti pemotongan suku bunga dan pencetakan uang, sering kali meningkatkan permintaan BTC.
Seiring dengan semakin banyak orang yang melihat Bitcoin sebagai aset tempat perlindungan yang aman, permintaan meningkat, mendorong harga naik.
Semakin banyak orang dan bisnis yang menerima Bitcoin, semakin besar permintaannya. Adopsi semakin meningkat di beberapa area kunci:
• Penerimaan Pembayaran: Perusahaan seperti PayPal, Visa, dan Mastercard mendukung pembayaran Bitcoin.
• Remitansi: Bitcoin menyediakan cara yang lebih cepat dan lebih murah untuk mengirim uang lintas batas.
• DeFi dan Web3: Bitcoin semakin banyak digunakan dalam aplikasi keuangan terdesentralisasi (DeFi).
Semakin Bitcoin digunakan dalam transaksi dunia nyata, nilainya akan menjadi lebih berharga.
Harga Bitcoin sangat dipengaruhi oleh sentimen pasar. Berita positif, seperti persetujuan ETF, investasi institusional, atau kejelasan regulasi, seringkali mendorong spekulasi bullish, yang mengarah pada lonjakan harga.
Pada saat yang sama, FOMO (Fear of Missing Out) dapat memicu serangkaian pembelian besar-besaran, yang lebih mempercepat kenaikan harga. Media sosial, liputan berita, dan dukungan influencer semua berkontribusi terhadap momentum pasar Bitcoin.
Jika Anda telah bertanya-tanya mengapa Bitcoin naik, jawabannya terletak pada adopsi institusi, kelangkaan pasokan, lindung nilai inflasi, adopsi dunia nyata, dan sentimen pasar. Pergerakan harga Bitcoin didorong oleh kombinasi tren jangka panjang dan spekulasi jangka pendek, sehingga penting bagi investor untuk tetap terinformasi.
Saat Bitcoin terus mendapatkan penerimaan mainstream, proposisi nilai sebagai aset terdesentralisasi, langka, dan global semakin kuat, yang berpotensi menyebabkan kenaikan harga lebih lanjut di masa depan.